MEDIA SURYA – Pelatuk adalah pembangun di dunia burung. Sementara spesies lain menggunakan rumput dan ranting untuk membangun sarang mereka, burung pelatuk mematuk langsung pohon yang paling tebal, membuat lubang di batang pohon untuk sarang mereka, menemukan mangsa pemakan batang, dan melepaskan getah batang.
Tetapi burung-burung ini tidak membutuhkan topi untuk melindungi kepala mereka dari pukulan keras, atau kacamata untuk mencegah serbuk gergaji jatuh ke mata mereka. Mereka memiliki cara mereka sendiri yang cukup keren untuk menghindari kerusakan kepala dan kebutaan.
Burung pelatuk, secara harfiah, hidupnya adalah mematuk dengan keras. Seperti orang yang berulang kali membenturkan kepalanya ke pohon, burung pelatuk bisa menyerang batang pohon 100 kali per menit, dengan kecepatan hingga 24 kilometer per jam (15 mil per jam).
Seseorang dapat dirawat di rumah sakit jika mereka memukulnya sekali, sementara burung pelatuk memukulnya berulang kali, rata-rata 12.000 kali sehari, tetapi burung pelatuk dapat hidup selama lebih dari sepuluh tahun tanpa cedera di paruh nya.
Gaya perlambatan yang disebabkan oleh tumbukan berulang seperti itu dapat mencapai 1000G yang dapat memberikan tekanan besar pada leher, tulang, dan wajah burung-burung ini. Jadi para ilmuwan bertanya-tanya bagaimana burung pelatuk melindungi kepala mereka dari cedera. Bukan karena mereka memiliki tengkorak yang kuat.
Sejauh ini, para peneliti telah mengidentifikasi tiga faktor berbeda yaitu otot leher yang kuat, tulang belakang yang fleksibel, dan lidah yang membungkus tengkorak yang memungkinkan burung pelatuk menahan pukulan konstan di kepala.
Para ilmuwan di Universitas Politeknik Hong Kong mengamati gerak lambat burung pelatuk, Menilai tengkorak mereka, dan menjalankan simulasi komputer untuk melihat dengan tepat apa yang terjadi ketika burung pelatuk mencungkil pohon.
Tulang pendukung yang disebut hyoid, membungkus tengkorak dan bertindak seperti sabuk pengaman untuk melindungi otak dari cedera, sementara panjang paruh atas dan bawah yang tidak konsisten juga memudahkan transmisi gaya. Pada akhirnya, tulang-tulang tertentu di tengkorak memiliki struktur seperti lempeng yang menyebarkan kekuatan yang masuk dan mengurangi tekanan yang mungkin bekerja pada otak.
Kesimpulannya, terlepas dari gaya hidup burung pelatuk yang aneh, kepala dan leher bekerja sama untuk membuat mereka tetap terlihat terbaik. Burung pelatuk memiliki kelenturan fisik dan kemampuan memanjat pohon yang luar biasa. Burung pelatuk memiliki duri tajam pada ekornya yang dapat dimasukkan ke dalam batang pohon, sehingga sangat cocok untuk hidup di batang pohon.
Pelatuk menggunakan cakar unik mereka untuk berpegangan pada batang pohon, dan ekor mereka berfungsi sebagai kaki ketiga, atau “buaian” untuk menjaga mereka tetap stabil.
Ketika pelatuk dipaku dengan paksa ke pohon untuk mencari serangga atau untuk membuat sarang baru, ia dapat mengandalkan ekornya yang tajam untuk membuat tripod yang berfungsi sebagai tuas stabilitas. Dikombinasikan dengan cakar khusus, yang memungkinkan burung pelatuk untuk mencengkeram batang pohon atau memanjat dengan cepat dan mudah.
Dengan begitu, tidak peduli posisinya, atau seberapa keras ia menembus pohon, burung pelatuk tidak akan jatuh dari pohon. Ekor burung pelatuk terlihat saat menyebar, dengan banyak tanduk tajam di ujungnya, berbeda dengan bulu lebar di bagian dalam ekor.
Meskipun burung dapat melebarkan sayap dan terbang, mereka kesulitan melompat dengan gesit di antara pepohonan. Jari-jari kaki Orioles yang tidak sama (jari pertama menempel ke belakang dan tiga lainnya menempel ke depan) membantu mereka berjalan, mengarungi, berenang, atau hinggap di dahan. Apalagi saat bertengger, jari-jari kaki bisa menahannya erat-erat ke dahan, sehingga tidak jatuh meski sedang tidur.
Meskipun pelatuk memiliki jari kaki yang berbeda dari orioles, itu juga mencegah untuk jatuh dari pohon. Tidak seperti oriole, pelatuk memiliki sepasang jari kaki dua jari mengarah ke depan dan dua ke belakang, seperti cermin. Ekor berduri adalah senjata lain yang digunakan untuk menjaga burung pelatuk agar tidak jatuh ketika burung pelatuk meraih batang pohon dengan cakarnya yang tajam untuk melompat ke atas. Ketika burung pelatuk menggunakan paruhnya yang kuat untuk menggali lubang di batang pohon, kedua jari kaki belakang dan ekornya yang runcing sangat cocok untuk mengikatnya ke pohon.