Medan, Media Surya – Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Sunatera Utara (Sumut) telah menyiapkan uang kartal untuk kebutuhan masyarakat. Hal ini sebagai pengendalian inflasi, kesiapan uang Rupiah dan kesiapan sistem pembayaran non-tunai sebagai salahsatu upaya yang akan dilakukan KPw BI Provinsi Sumut dalam menghadapi Nataru 2024.

Hal tersebut dibenarkan Kepala Kpw BI Provinsi Sumut, IGP Wira Kusuma pada Bincang Bareng Media (BBM) dan virtual, Jumat (22/12/2023), Medan

Sambung IGP Wira Kusuma, bahwa sebagai penyebab komoditas penyumbang inflasi tertinggi di Kota Medan pada bulan Desember 2023 adalah “Tomat, cabai merah, bawang merah dan angkutan udara. Dimana kenakan harga tomat disebabkan penurunan pasokan akibat curah hujan tinggi.

Tomat juga memberikan andil inflasi cukup tinggi di akhir tahun 2023 yakni sebesar 0,1 7 % (mtm) seiring dengan penurunan pasokan dari daerah sebagai sentra produksi akibat musim hujan sehingga potensi peningkatan harga tomat perlu diwaspadai menjelang Nataru ini,” papar IGP Wira Kusuma.

Dijelaskan Wira Kesuma, bahwa kenaikan harga cabai merah didorong oleh kenaikan permintaan dari luar Sumut yang mengakar penurunan produksi akibat El Nino. Walaupun demikian, tekanan inflasi cabai merah melandai pada Desember II seiring perbaikan pasokan.

Di sisi lain, kenaikan tarif angkutan udara disebabkan oleh meningkatnya permintaan menjelang Nataru 2024. Jadi untuk mengatasi pengendalian inflasi tersebut, Bank Indonesia Provinsi Sumut nantinya akan menggelar pasar murah, melakukan implementasi Early Warning System (EWS), Kerjasama Antar Daerah (KAD) dan pengendalian ekspektasi.

Kesiapan Uang Rupiah Jelang Nataru 2024.

Sementara itu, untuk kesiapan uang Rupiah menjelang Nataru 2024, Kepala KPw BI Provinsi Sumut ini menyatakan siap untuk memenuhi kebutuhan uang kartal di Sumut.

“BI Sumut siap melayani kebutuhan uang Rupiah kepada masyarakat melalui perbankan guna menyambut Hari Besar Natal dan Tahun Baru 2024 dengan menyiapkan bekisar Rp 4,45 Triliun. Penyediaan kebutuhan uang Rupiah pada tahun ini juga guna mendukung kesiapan perbankan dalam merealisasikan Program Bantuan Sosial dari Pemerintah diantaranya adalah bantuan sosial El Nino, bantuan pangan, PKH tahap 4, BPNT dan PIP Kemendikbud Ristek yang direncanakan akhir tahun 2023,” ungkapnya.

Sambung, IGP Wira Kusuma menyampaikan menjelang Nataru 2024 ini kali, Bank Indonesia Provinsi Sumut juga telah menyatakan kesiapannya untuk melakukan Sistem Pembayaran (SP) Non Tunai (QRIS & TP2DD).

“Upaya perluasan pengguna baru QRIS di Sumut terus berlanjut. Di mana saat ini jumlah merchant QRIS di Sumut terus meningkat. Pada bulan November 2023, jumlah merchant QRIS di Sumut telah mencapai 117 juta merchant atau tumbuh 26 % (yoy) dengan proporsi terbesar pade segmen skala usaha mikro dengan pangsa pasar mencapai 58,80 %,” tuturnya

Secara parsial sambungnya lagi, jumlah merchant QRIS tertinggi berada di kota Medan dengan total merchant mencapai 5329 ribu (45 % dari total merchant). Sedangkan dari sisi pengguna hingga Oktober 2023 naik 785,776 pengguna baru QRIS atau 88,75 % dari target. Maka secara keseluruhan terdapat 2,16 juta pengguna QRIS di Sumut, paparnya. (JB Rumapea).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *