Jakarta, Media Surya – Viral video dan foto Imanuel Cahyadi beserta rombongan yang mengatasnamakan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menemui Capres Prabowo Subianto di kediamannya di Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (12/10/2023) di Platform Media Sosial Whatsapp, Facebook, dan Instagram.
Dalam video yang beredar, Imanuel dengan memakai Jas Merah GMNI menyatakan dukungan terhadap Prabowo Subianto sebagai calon Presiden dalam pemilihan Presiden 2024.
Disitu, Imanuel menganggap bahwa Prabowo Subianto adalah tokoh pemersatu dan mengusulkan Gibran sebagai calon wakil Presidennya.
Video maupun foto yang viral itu, menuai banyak kecaman dari seluruh kader GMNI Se-Indonesia. Pasalnya, GMNI secara tegas mengatakan bahwa organisasinya bersifat independen yang tidak terikat dengan politik manapun apalagi politik praktis dan itu tertuang dalam AD/ART-nya.
Dari salah satu sumber yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan penyebab Imanuel mengusung Gibran sebagai Cawapres Prabowo dengan mengatasnamakan GMNI atas perintah Twedy Noviady Ginting yang juga berperan sebagai Ketua Relawan Beta Gibran yang selalu mengkampanyekan Gibran sebagai Calon Presiden.
Ia mengatakan bahwa titik nyambung antara Imanuel dan Twedy Noviady dikarenakan Twedy adalah Master Game Imanuel pada saat Kongres GMNI di Kota Ambon.
“Upaya menawarkan Gibran itu kepada Prabowo adalah kemauan Twedy Noviady dan dilakukan Imanuel sebagai rasa terima kasihnya karena sebagai master game telah membawa Imanuel sebagai Ketua Umun DPP GMNI meskipun berakhir dengan dualisme kepemimpinan,” ucapnya dengan nada kesal.
Ia juga menghimbau kepada seluruh kader-kader yang masih berada dikubu Imanuel Cs untuk tidak lagi menjadi alat yang disetir untuk kepentingan seseorang dengan merusak nama GMNI.
“Sudahlah kawan-kawan jangan mau aja jadi robot yang disetir oleh oknum-oknum yang selama ini menjual nama GMNI untuk kepentingan perut oknum-oknum tertentu, marilah rekonsoliasi basis agar kita bisa menjadi kekuatan yang kuat,” ujarnya lagi yang ditujukan kepada Para Pengikut Imanuel yang belum sadar.
Apa yang dilakukan oleh Imanuel Cs, terus menuai kecaman dan kecaman itu terus berdatangan dari GMNI Se-Indonesia, diantaranya sebagai berikut:
“Setahu saya itu GMNI Ilegal. Tidak punya legitimasi hukum. Dan jangan jadikan GMNI sebagai alat transaksi kekuasaan untuk kepentingan pribadi”, ungkap Fais.
“Ini tindakan mengkooptasi organisasi untuk kepentingan pribadi. Kita semua pasti punya pilihan politik sebagai warga negara. Sebaiknya pilihan politik disampaikan sebagai pribadi bukan organisasi,” sambung Fais.
“Saya adalah pedukung Imanual yang telah mati-matian membela Nuel di Kongres Ambon, tetapi apa yang dipertontonkan Nuel sangatlah mencederai konstitusi didalam GMNI yang menyatakan independen. Ini sangat memalukan organisasi GMNI,” ujar Imbran.
“Kita satu rumah bung, yang beda itu hanya soal prinsip. Kita tetap jaga independensi, kalian (Pendukung Nuel) jangan membela para pelacur yang melacuri GMNI untuk kepentingan pribadi,” ujar Aman menanggapi komentar yang membelah Imanuel.
“Sebagai kader ya wajar marah atas tindakan yang dilakukan oleh Imanuel dan kroni-kroninya yang mengatasnamakan GMNI. Caci maki yang disampaikan kawan-kawan ini sebagai bentuk rasa cinta kepada GMNI. Tujuannya agar independensi organisasi tidak boleh disalahgunakan untuk kepentingan pribadi, apalagi yang melakukan tindakan tersebut adalah DPP yang jelas-jelas tidak memiliki legitimasi hukum alias Ilegal,” ujar Amir.
“Udah ilegal, berulah pula, mau heran tapi itulah Imanuel,” ujar Fandy.
“Mau Ganjar, Prabowo atau Anis selagi personal dan tidak mengatasnamakan GMNI Aktif tidak jadi soal. Yang jadi soal kalau bawa nama GMNI Aktif, semacam Nuel dan kawan-kawannya ini dengan memakai atribut jas. Semoga abis ini ada klarifikasinya,” ujar Jho.
“Kami sebagai pedukung Imanuel merasa kecewa dan kesal dengan perbuatan Imanuel sampai hal ini viral dijagad maya, tak ada jalan lain lagi terkecuali kembali kejalan yang diakui oleh pemerintah dan Imanuel secara organisasi harusnya sadar dan membubarkan diri karena dianggap tidak sah oleh semua elemen bangsa karena karena tidak memiliki legitimasi secara hukum,” ujar Adril.
Diketahui, komentar-komentar tersebut diatas berasal dari Media Sosial Whatsapp Grup GMNI dan masih banyak lagi kecaman-kecaman lainnya yang tidak bisa dirilis dimedia ini satu per satu karena akan memuat banyak kata yang harus dibatasi.