Medan, MEDIA SURYA – Polda Sumut, Kodam I Bukit Barisan dan Pemrov Sumut menggelar Operasi Kepolisian Ketupat Toba 2024 terhitung tanggal 4 hingga 16 April kedepan.
Sebanyak 12.152 personel gabungan dari TNI, Polri, dan unsur pemerintah dikerahkan selama menjelang dan pasca lebaran.
Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Effendi mengungkapkan, pihaknya mendirikan 173 posko terpadu, pelayanan dan pengamanan yang bisa dimanfaatkan pemudik untuk beristirahat dan sebagainya.
Masyarakat yang mudik menggunakan kendaraan diminta memanfaatkan pos yang disediakan ketika butuh istirahat.
Pemudik diharapkan tidak memaksakan diri berkendara karena dikhawatirkan menimbulkan kecelakaan.
Manfaatkan pos untuk istirahat, untuk berbuka puasa atau pun untuk sahur dan hal hal lain yang diperlukan termasuk pelayanan kesehatan, apabila ngantuk dalam perjalanan, kiranya bisa memanfaatkan pos yang kita siapkan,”kata Irjen Agung Setya Imam Effendi, saat apel gelar pasukan operasi ketupat Toba, Rabu (3/4/2024).
Puncak Arus Mudik Diprediksi H-2 Lebaran Polda Sumut memprediksi, puncak arus mudik di Sumatera Utara akan terjadi pada dua hari sebelum lebaran. Sementara arus balik diprediksi akan terjadi pada 3 hari usai lebaran.
Dari hasil analisis yang dilakukan Polda Sumut, ada perbedaan karakteristik pemudik dengan Pulau Jawa.
Irjen Agung menyebut pihaknya sudah menyiapkan skenario rekayasa lalu lintas agar jalur lintas yang akan dipadati kendaraan lancar.
“Dari hasil survei kita, prediksi puncak arus mudik terjadi pada 2 hari sebelum lebaran. Kita biasanya agak berbeda dengan jawa makanya akan disesuaikan dalam situasi puncak atau tidak kesiapsiagaan kita dan skenario penanganannya telah kita siapkan.”
Untuk kondisi lalu lintas saat lebaran, Ditlantas Polda Sumut membagikan beberapa zona yakni hijau, kuning dan merah.
Dari analisis Kepolisian dan Dinas Perhubungan, setidaknya ada 156 lokasi rawan kemacetan di Sumatra Utara saat mudik.
Sebenernya ada 156 titik. Tapi itu situasinya masih hijau, kuning dan merah. Di kota ada beberapa titik yang biasa kita temukan.”
Ditlantas Fokus Jalur Lintas Timur Labuhanbatu Saat Arus Mudik
Personel Lalu Lintas Polda Sumut memprioritaskan pengamanan jalur lintas mulai dari Labuhanbatu hingga Kabupaten Langkat.
Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam menyampaikan, saat mudik lebaran mendatang, jalur ini kemungkinan paling sibuk dan padat sehingga dikhawatirkan menimbulkan kemacetan parah.
“Jalur utama yang kita siapkan pengamanan dengan lebih ketat lagi yaitu pengamanan jalur Timur dari Labuhanbatu sampai dengan Langkat menuju ke Aceh, ini akan kita siapkan, ini adalah jalur yang paling padat, yang tentu perlu kita siapkan, pos-pos sudah kita bangun kemudian sistem pengendalian juga sudah kita lakukan.”
Selanjutnya, jalur sibuk lain ialah Medan, Simalungun , Siantar, Toba hingga ke Wil Mandailing Natal yang berbatasan dengan Sumatera Barat.
Untuk mengantisipasi kepadatan, Polisi akan melakukan rekayasa lalu lintas dan menggunakan jalur alternatif yang sudah disiapkan.
“Demikian juga nanti ada pengamanan yang juga tingkatkan di obyek wisata, masyarakat diimbau untuk bisa memanfaatkan waktu libur dengan sebaik-baiknya.” tuturnya.
Sementara itu Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Effendi merespons adanya anggota organisasi masyarakat (Ormas) yang memaksa meminta tunjangan hari raya (THR) jelang lebaran.
Dalam beberapa momen, preman berseragam ormas tertentu kerap bersitegang dengan petugas perusahaan maupun pemilik toko.
Irjen Agung menyebut hal ini merupakan dinamika sosial di masyarakat.
Ia pun menegaskan tak boleh ada pemaksaan apapun terkait hal ini.
“Namun demikian, pada masyarakat semua kita tak boleh memaksa sesuatu,” tutur Irjen Agung usai apel gelar pasukan Operasi Ketupat Toba, Rabu (3/4/2024).
Kapolda mengungkapkan, pemberian tunjangan hari raya sudah ada aturannya yang dibuat pemerintah.
Terkait permintaan yang dilakukan preman, Agung pun meminta masyarakat memahami antara sedekah dan THR 6.
Sedekah, merupakan keikhlasan si pemberi6 untuk memberikan uang dan sebagainya.
“Saya imbau kepada masyarakat untuk bisa menghargai satu lainnya terkait dengan pemberian thr atau sedekah itu sesuatu yang beda. THR ada aturan, kalau sedekah itu keikhalasan.” imbuh Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Effendi.(Nurlince Hutabarat)