MEDAN – Ternyata, berinvestasi saham tetap mesti menggunakan strategi yang jitu, serta butuh kesabaran dalam mengambil tindakan.
Enggak cukup bermodalkan keberanian sa. Keberuntungan bila kita berinvestasi dalam saham, apapun saham yang kita inginkan.
Beberapa tahun terakhir, investasi saham menjadi bagian dari perencanaan keuangan setiap orang.
Namun, banyak investor saham yang melakukan jual beli saham tanpa analisis apapun.
Kebanyakan investor pemula mengikuti rekomendasi dari influencer atau orang yang dikenalnya, yang sama-sama berinvestasi saham.
Pendekatan ini bisa dikatakan kurang tepat karena belum tentu hasil analisanya cocok untuk portofolio setiap orang.
Sebetulnya membeli saham berdasarkan rekomendasi itu sah-sah saja. Akan tetapi, setiap investor juga harus memiliki alasan mengapa pada akhirnya memilih rekomendasi tersebut.
Maka dari itu, alangkah pentingnya bagi investor untuk mempelajari analisis saham sebelum melakukan transaksi jual beli saham.
Analisis saham sangat diperlukan bagi para investor karena menjadi salah satu faktor penentu untuk mengambil tindakan saat akan bertransaksi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Analisis saham dikategorikan menjadi dua, yaitu analisa teknikal dan analisa fundamental. Investor jangka panjang biasanya akan memilih analisa fundamental.
Sementara itu, investor jangka pendek juga perlu mempelajari cara membaca analisis teknikal.
Pada analisa fundamental, metode pengukuran yang bisa dipakai investor untuk mengetahui nilai performa sebuah saham adalah kinerja keuangan perusahaan.
Juga ondisi ekonomi, manajemen efektivitas perusahaan dan persaingan bisnis di industri perusahaan tersebut bergerak.
Untuk indikator analisis fundamental, investor bisa menggunakan Return to Equity (ROE), Price to Earnings Ratio (PER), dan indikator analisis fundamental lainnya
Analisis fundamental dapat membantu investor untuk memperoleh informasi harga sebuah saham untuk dibandingkan dengan harga terkini yang ada.
Data ini kemudian digunakan sebagai pertimbangan investor apakah sebuah saham tersebut overvalued atau undervalued.
Investor bisa melakukan analisis saham dengan pendekatan kondisi fundamental perusahaan dan sektor industri bisnisnya.
Kebijakan ekonomi suatu negara sangat berpengaruh terhadap saham perusahaan, khususnya perubahan tinggi rendahnya suku bunga menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi.
Selain itu, performa perusahaan juga turut mempengaruhi harga saham, jika performa bagus, maka harga saham naik, begitu juga sebaliknya.
Selain itu, kenaikan harga sebuah komoditi juga bisa berpengaruh pada kenaikan harga saham.
Misalnya saja saham perusahaan pertambangan mengalami kenaikan tajam ketika harga minyak dunia meroket, begitu juga sebaliknya.
Analisa fundamental sebuah perusahaan juga dipengaruhi kondisi internal perusahaan.
Manajemen kerja dan keuangan yang stabil akan memberikan dampak positif pada pergerakan saham perusahaan.
Oleh karena itu, perlu juga memastikan bahwa setiap pekerjaan dikelola oleh orang yang kompeten pada bidangnya karena hal tersebut menjadi krusial
Analisis Teknikal
Secara sederhana, analisis teknikal adalah metode yang dapat digunakan oleh para investor untuk membeli saham berdasarkan data histori harga saham dari suatu perusahaan.
Metode ini sangat cocok untuk investor yang ingin berinvestasi dalam jangka pendek.
Ada banyak indikator analisis teknikal yang tersedia saat ini. Umumnya, investor akan mengkombinasikan 2-3 indikator dalam membuat analisa.
Beberapa jenis analisa teknikal yang populer adalah Moving Average, Relative Strength Index (RSI), dan volume.
Moving average adalah metode yang didapatkan dari perhitungan harga sebelum hari ini.
Teknik ini digunakan untuk menghitung pergerakan harga rata-rata dari suatu saham dalam suatu rentang waktu tertentu.
Dengan kata lain, moving average merupakan indikator yang cocok untuk mengukur momentum, mengkonfirmasi tren, dan menentukan support dan resistance.
Sementara itu, Relative Strength Index (RSI) merupakan indikator teknis yang diaplikasikan dalam analisis keuangan, termasuk saham.
Adapun RSI berperan sebagai parameter momentum, yakni mengukur pergerakan harga.
Peningkatan momentum menandakan saham sedang dibeli secara aktif, sedangkan penurunan mengindikasikan melemahnya tren saham yang bersangkutan.
Kemudian, Volume dalam transaksi saham merupakan indikator yang berfungsi untuk menunjukkan jumlah perdagangan atau transaksi yang terjadi dalam perdagangan di suatu sesi.
Dengan kata lain, volume perdagangan saham menunjukkan jumlah total perpindahan uang baik yang terbeli maupun yang terjual.
Oleh karena itu, ketika memutuskan untuk menjadi investor di pasar saham, investor perlu memiliki pengetahuan untuk melakukan analisa fundamental atau teknikal dalam berinvestasi.
Jika tidak memiliki kemampuan untuk membaca data analisa, investor bisa terbawa arus spekulator yang mungkin punya tujuan memanipulasi harga saham.
Banyak kasus yang telah menyebabkan sejumlah investor mengalami kerugian akibat ulah “pom pom” saham atau spekulator.
Walaupun otoritas pasar modal bisa melakukan tindakan terhadap pelanggaran ini, namun pelanggaran tersebut biasanya baru terdeteksi ketika sudah memakan korban investor.