Medan, Media Surya – Diproyesikan bahwa perekonomian Sumatera Utara(Sumut) pada tahun 2024 akan tumbuh di kisaran 4,5-5,3 persen atau lebih tinggi dari proyeksi akhir 2023 yang berada pada rentang 4,3-5,1 persen

Hal ini disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), IGP Wira Kusuma di saat Bincang Bincang Media (BBM) dan virtual, Jumat (22/12/2023) di Medan, seraya menambahkan bahwa Bank Indonesia (BI) Sumut telah menyiapkan Rp 4,45 triliun untuk Kebutuhan Uang Kartal Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 ini.

Lanjutnya menyampaikan, saat ini perkembangan perekonomian global yang menunjukkan tren dengan perlambatan yang mempengaruhi kondisi perekonomian secara nasional termasuk Sumut.
Ekonomi global sekarang ini sedang menghadapi tren penurunan dari 3,5% tahun 2022 menjadi 2,9% di 2023.

Untuk tahun depannya, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan akan lebih melambat menjadi 2,8%. Hal tersebut berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi baik pada negara-negara maju seperti Amerika maupun negera berkembang seperti Tiongkok yang diluar ekspektasi.

“Amerika tahun 2023 pada saat ini kondisi ekonominya tumbuh 2,1%. Pertumbuhan ekonominya lebih banyak dimotori oleh sektor jasa sehingga mereka tidak memerlukan barang-barang dari luar (ekspor). Begitu juga Tiongkok ekonominya tumbuh 5,1% tahun 2023, karena didukung oleh konsumsi atasvdampak stimulus kebijakan fiskal yang harusnya lebih tinggi lagi,” tuturnya.

Kemudian untuk perkembangan inflasi global memang sekarang ini sudah menghadapi penurunan atau disinflasi. Sayangnya, di Amerika dan negara-negara maju lain proses disinflasi itu berjalan melambat dan berdampak pada suku bunga di AS itu tetap tinggi untuk jangka waktu yang cukup lama (higher for longer).

Sambung IGP Wira Kusuma, kinerja ekspor baik nasional maupun Sumut di kuartal III 2023 terus mengalami kontraksi. Dari catatan BI, ekspor nasional pada kuartal II 2023 terkontraksi sebesar 2,97%. Sedangkan untuk kuartal III 2023, kontraksinya mencapai 4,26%.

Perkembangan ekonomi Sumut, tidak jauh berbeda dengan nasional. “Tidak jauh berbeda dengan kondisi nasional. Sisi pengeluaran ekspor kita mengalami penurunan dari -1,09% menjadi -5,11%. Dari sisi lapangan usaha yang terkait ekspor, dalam hal ini minyak sawit mentah (CPO) dari sektor pertanian subsektor perkebunan, turun dari 4,29% menjadi 2,68%, yang artinya ada perlambatan di sana,” ucapnya.

Walaupun pertumbuhan ekonomi baik nasional maupun Sumut, namun masih cukup kuat di kuartal III 2023, masing-masing berada di angka 4,94% (yoy). Dimana pertumbuhan tersebut disokong oleh permintaan domestik seperti konsumsi juga investasi sehingga yang dapat mengimbangi perlambatan ekspor.

Tahun 2024, permintaan domestik diproyeksikan BI juga masih akan jadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Sumut. Adanya Pemilu Serentak, program bantuan sosial dari pemerintah yang terus berlanjut di tahun depan, pengerjaan proyek-proyek strategis nasional hingga perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Sumut yang akan memancing investasi.

Dimana perekonomian Sumut tahun 2024 akan terakselerasi, yakni tumbuh di rentang 4,5%-5-3% dan tingkat inflasi yang terjaga di target sasaran 2,5%+1%.

“Tahun 2024, kami tidak berharap banyak dari sisi perkembangan ekonomi global. Tapi ceritanya sama antara 2023 dengan 2024. Proyeksi kami, karena perekonomian global tidak mendukung, artinya income dari ekspor akan berkurang. Jadi income dari domestik, konsumsi, investasi mudah-mudahan bisa mengompensasi ekspor,” paparnya menutup. (JB Rumapea)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *