Mencari Keadilan, Pedagang Sepatu Minta Perlindungan Hukum Kepada Kapolrestabes Medan, “Tolong Saya Pak”
Medan, MEDIA SURYA – Beginilah kisah Seorang warga yang sedang mencari keadilan dan perlindungan Hukum di Negara ini. Ia bernama Eri Effendi warga Ar Hakim, Medan. Selama ini, Ia kesehariannya berdagang sepatu, namun saat ini aktifitas itu terhenti dikarenakan Ia tak lagi memiliki Sepeda Motor yang dapat digunakannya lagi.
Saat ditemui di Mapolrestabes Medan pada hari Senin (21/8/23) sekira pukul 13.00 Wib. Ery terlihat sangat letih dan bercerita tentang permasalahannya kepada wartawan. Dan kebetulan saja, sang penulis berita ini mengenal sosok Eri yang baik dan sederhana.
Di warung depan Kantor Polrestabes Medan tepatnya di warung Katty, Ery bercerita akan kondisi sepeda motor nya yang sudah tak lagi hidup setelah diperbaiki oleh seseorang yang dikenalnya di salah satu bengkel yang ada di Kota Medan.
“Aku mau perbaiki kreta ku, jadi aku pergilah ke bengkel dijalan Denai. Disana aku dikenalkan dengan sesorang yang bisa memperbaiki Sepeda Motor Suzuki FU ku itu. Ia bernama Deni,” ucap Ery dengan raut wajah yang terlihat sedih.
Namun, lanjut Ery, karena uang bongkarnya 300 dan uang saya tidak cukup, maka saya membatalkan niat untuk memperbakinya. Akan hal itu, Deni pun meminta no Hp saya hingga kami pun bertukar no HP.
Melalui Obrolan HP dan Chat Pada tanggal 26 Maret 2023 sore hari, mekanik (Deni) bertanya kepada saya kapan bongkar kereta saya itu. Namun karena saya masih memerlukan untuk kegiatan sehari – hari, saya pun mengatakan nanti saja.
Namun, Deni terlihat sangat ngebet untuk memperbaiki kreta saya itu, seakan – akan tidak bisa saya bikin alasan untuk menolaknya.
Akan hal itu, saya pun bertanya kepada mekanik deni berapa hari siap kereta saya ini kalau dibongkar. Oleh Dia (Deni), menjawab bahwasanya dalam waktu 2 hari kreta saya itu sudah siap.
Malamnya, sekira pukul 7.30 Wib, mekanik Deni datang kerumah bersama temannya (bertiga) untuk membongkar mesin Suzuki satria saya itu. setelah selesai membongkar meşin itu, Deni meminta uang 200 ribu rupiah dan saya pun memberikannya kepada Deni.
Berlanjut dihari berikutnya, pada tanggal 27 Maret 2023 sekira pukul 20.30 Wib, deni kembali datang kerumah saya dan meminta uang 85 ribu dan minta izin untuk membawa meşin dengan alasan mencocokkan lahar sokar ke Mesin ini untuk dibawa ketukang bubut, kata mekanik.
Dikarenakan saya kurang mengerti di mesin kereta, saya pun menyerahkan saja kepada mekanik mesin itu beserta uang 85 ribu yang dimintanya.
Sesuai janji bahwa 2 hari siap, pada tanggal 28 Maret 2023, saya menghubungi mekanik itu tapi HP nya tidak bisa dihubungi lagi. Tak tahu harus bagaimana, saya pun mendatangi kebengkel tempat mekanik Deni bekerja untuk menanyakan alamat rumah mekanik itu kepada teman kerja. Namun teman sekerja Deni tidak ada yang mau memberi alamatnya.
“Saya pun mencari sendiri, sehingga setelah 2 minggu, saya menemukan alamat deni dan saya langsung kerumah deni. Pada saat İtu rumah deni tertutup lalu saya gedor pintu rumahnya dan tak seorang pun menjawab kata tetangganya mungkin dia pergi lalu saya kembali pulang kerumah,” ungkap Eri.
Dan Pada Hari Senin Tanggal 10 April 2023 sekitar pukul 1 Malam, Deni datang mengantar mesin kereta satria saya itu kerumah dengan alasan dia mau datang lagi besok untuk memperbaiki mesin kereta saya itu. karena saya merasa percaya, lalu saya mengiyakan saja.
Keesokan harinya, Deni juga tak kunjung muncul – muncul. Tak mau diperlukan demikian, sekitar pukul 10 Malam, saya mencoba mendatangi rumah Deni. Namun sayang, kedatangan saya disambut dengan marah-marah. Tak hanya itu, Mekanik Deni juga tidak lagi mau memperbaiki mesin kreta saya itu lagi.
“Saat itu saya mendesak Deni untuk bertanggung jawab memperbaiki kereta saya itu. Tapi Deni malah emosİ dan menantang saya untukw berkelahi. Tak mau ribut, saya pun pulang kerumah dan mengecek meşin kereta saya itu dan ternyata Karburator Satria FU saya sudah diganti dengan Karburator king,” keluh Eri.
Tak terima atas perbuatan mekanik itu, saya pun melaporkan mekanik Deni Ke Polsek Medan Area dengan No Lp/B/271/IV/2023.
Yang menambah kesedihan saya saat ini, masih cerita Er, Laporan saya itu hingga saat ini masih jalan ditempat. Padahal saya sudah sering kali mendatangi kantor Polsek Medan Area untuk bertanya laporan saya itu.
“Sekarang sepada motor saya ini hanya menjadi besi tua dan tidak ada nilainya lagi,” tutup Eri menceritakan kesulitannya itu.
Ditanya apakah harapan Eri atas laporan itu, dia semangat, Ery meminta Bapak Kapolrestabes Medan untuk menindaklanjuti Laporan saya ini. Emang kerugiannya sedikit, tapi bagi saya itu sangat berarti. apalagi saya ini adalah seorang tulang pungunggung di dalam rumah tangga saya.
“Tolong Saya Pak, Laporan saya ini ditindaklanjuti agar si Mekanik Deni bertanggung jawab atas sepeda motor saya. Saya berharap dapat memiliki sepeda motor yang bisa saya gunakan untuk mencari rezeki dan memenuhi kebutuhan keluarga saya,” pinta Eri kepada Kapolrestabes Medan. (Agung)