MEDAN, MEDIA SURYA – Lebih 1.000 mahasiswa dan mahasiswi Universitas Prima (UNPRI) Medan menyimak pidato kunci (keynote speech) yang disampaikan oleh Bambang Mukti Riyadi, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional (KR) 5 Sumatera bagian Utara (Sumbagut).
“Teman-teman yang menjadi mahasiswa Universitas Prima, saran saya, jangan sampai jadi orang yang termarjinalkan di sektor keuangan,” kata pria yang akrab disapa Pak BMR ini.
Hal itu ia katakan salam acara EduFin on Location di Hall, Universitas Prima Indonesia (Unpri), Jalan Sampul, Medan, Selasa (20/6/2023).
Dalam acara itu hadir juga Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Group Komunikasi Publik OJK Sekar Putih Djarot dan Wakil Rektor I UNPRI Abdi Dharma S.Kom M.Kom.
Karena itu, kata BMR, para mahasiswa harus mampu memahami sektor digital dan keuangan. Karena, ujarnya, kemajuan digital seperti pisau bermata dua, bisa menguntungkan dan merugikan.
Baca juga : Dari Catatan OJK KR 5 Sumbagut, Segini Total Pembiayaan ke Masyarakat di 7 Desa Wisata di Sumut
Ia katakan kalau para mahasiswa adalah garda terdepan dalam intelektualitas.
Karena itu BMR berharap para mahasiswa UNPRI bisa elemen masyarakat yang memanfaatkan kemajuan digital tersebut.
“Ibarat pisau, kita bisa memnfaatkan sisi yang tajam untuk kepentingan kita. Saya berharap mahasiswa UNPRI bisa menjadi channel atau agen untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat Sumatera Utara. Nanti juga akan ada galeri investasi di kampus ini,” kata BMR.
Bersamaan dengan hal itu, ia juga mengingatkan para mahasiswa soal investasi,
Kata dia, ada satu prinsip yang harus diketahui mahasiswa bahwa semakin tinggi return atau imbal hasil maka semakin tinggi pula risikonya.
Baca juga : OJK Perkuat Inklusi dan Literasi Keuangan Digital UMKM Demi Penguatan Ekonomi ASEAN
Untuk itu mahasiswa diminta betul-betul mengikuti materi EduFin yang disampaikan narasumber agar paham dan tak menjadi kaum marjinal di industri keuangan.
“Kalian masih muda, milenial, mengetahui teknologi tapi juga harus mengetahui aspek industri keuangan sehingga bisa memanfaatkannya secara optimal,’ ujar Bambang.
“Optimal ya jangan maksimal, karena kalau maksimal kita akan gampang sekali terjebak dwngan iming-iming yang tidak masuk akal,” ia menambahkan.
Sampai saat ini, kata dia, di Indonesia masih saja ada berita-berita orang yang percaya hal ajaib seperti penggandaan uang dan investasi ilegal dengan memberi imbal hasil yang tidak normal.
“Kalau imbal hasilnya dijanjikan sebulan 10 persen maka bisa saya pastikan itu bohong,” ucapnya.
Baca juga : OJK Luar Biasa! Gelar Roadshow Simolek Hingga ke Nias Barat
Tapi sayangnya, smbung BMR, masih saja ada masyarakat yang percaya dengan tawaran yang menggiurkan namun tak masuk akal itu.
Untuk itu ia berharap kaum intelektual bisa menjadi partner bagi OJK untuk bersama-sama meningkatkan literasi masyarakat Sumatera Utara.
Tidak ada benteng yang lebih bagus untuk menanggulangi investasi ilegal maupun Pinjol ilegal selain dengan mwningkatkan literasi,’ kata Bambang Mukti Riyadi.
Menurut Bambang, penindakan hukum di dunia digital seperti penutupan ivestasi ilegal maupun pinjol ilegal hanya sebuah tindakan yang belum bis paripurna.
Sebab, kata dia, tawaran investasi dan pinjol itu seperti peribahasa yang menyebutkan mati satu tumbuh seribu.
Baca juga: Dihadiri Puluhan Wartawan, OJK Institute Gelar Journalist Class
“Platform yang ditutup tersebut berada di belahan dunia atau negara-negara lain, sehingga sangat sulit diketahui dengan kemajuan teknologi seperti saat ini,” kata dia.
Untuk itu, sebagai Kepala OJK KR 5 Sumbagut, BMR menyatakan bahwa benteng atau pertahanan terbaik bagi mahasisw dan masyarakat adalah pemahaman literasi soal keuangan.(rik)