Medan, Media Surya News – Perkembangan saham di industri pasar modal, baik nasional maupun global, tidak berdiri sendiri.
Selalu ada yang mempengaruhi sehingga saham suatu emiten bis naik atau turun atau pun stabil untuk jangka waktu tertentu.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sumut, Pintor Nasution, kepada para wartawan di Medan, Minggu (26/3/2023).
Kata dia, memang ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi naik, turun, atau stabilnya harga saham.
Baca juga :Pintor Nasution: “Jangan Panik Kalau Harga Saham Turun, Lakukan Ini!”
“Saham suatu perusahaan bisa saja turun harganya karena kondisi ekonomi sedang tidak bagus. Padahal secara keseluruhan kondisi perusahaannya masih sangat bagus,” kata dia.
Menurutnya, saham perusahaan yang kondisi keuangannya masih baik inilah yang biasanya sering menjadi sasaran para investor.
Katanya, perusahaan dengan kondisi keuangan yang sehat, pengelolaan yang kredibel.
Serta, sambung Pintor, proyeksi yang bagus di masa mendatang, memiliki potensi saham yang menjanjikan.
Baca juga :BEI Donasikan Puluhan Juta Rupiah ke Madrasah Ash-Sholihin, Ini Tujuannya
“Jika membeli saat harganya sedang turun, investor bisa memperoleh imbal yang lebih besar di masa depan,” ujar Pintor Nasution.
Ketiga, ia sarankan investor saham untuk mempersiapkan diri ketika berpotensi menghadapi kerugian di suatu emiten.
Sebab, ujarnya, memang dalam berinvestasi saham, investor berpeluang mengalami kerugian ketika menjual saham tersebut.
Saran dia, jika memang situasinya tak bisa lagi diselamatkan dan tak ada tanda-tanda bahwa perusahaan akan kembali bangkit dari kondisinya yang terpuruk.
Baca juga: Melalui HERSHARE 2023, BEI Ingin Edukasi Kaum Hawa Agar Bijak Kelola Duit
Maka, kata Pintor Nasution, memutuskan untuk menjual saham di harga yang rendah bisa menjadi pilihan yang tepat.
“Keputusan ini dikenal dengan aksi cut loss, untuk menghindari kerugian yang semakin besar jika harga saham terus melorot,” ujar Pintor Nasution.
Ia mengungkapkan tanda investor harus melakukan cut loss juga bisa dengan melihat kinerja perusahaan yang sahamnya dimiliki tidak baik.
Padahal di saat yang sama kondisi ekonomi relatif stabil. Begitu juga dengan perusahaan yang bergerak di industri yang sama.
Baca juga: OJK Luar Biasa! Gelar Roadshow Simolek Hingga ke Nias Barat
“Menjual saham di harga yang cukup rendah di situasi tersebut bisa menghindarkan investor dari risiko kerugian yang lebih banyak lagi,” kata dia.
Jadi, ujarnya, saat melakukan investasi saham, investor sudah harus siap dengan berbagai hal yang tak terduga.
Ia mengingatkan para investor kalau harga saham bisa naik dan turun tanpa diduga.
Dengan demikian, kata dia, hal penting yang harus dilakukan adalah mengikuti strategi yang sudah dipersiapkan dalam menghadapinya.
Baca juga: Pria Ini Berani Bocorkan Rahasia Cara Jitu Dapat Cuan dari Saham
“Lantas, mengapa harga saham bisa mengalami penurunan?” kata Pintor dengan nada tanya.
Pertama, ujarnya, harga saham sebuah atau beberapa emiten bisa turun akibat kondisi perekonomian.
Kondisi ekonomi bisa dibilang sebagai salah satu faktor yang berdampak pada naik turunnya harga saham.
“Saat ekonomi sedang mengalami resesi global, biasanya nilai saham akan mengalami penurunan,” ujarnya.
Baca juga : Ini Program Akuakultur yang Berkelanjutan dan Optimal dari Regal Springs Indonesia
Hal ini, kata dia, karena dampak dari resesi global dinilai berpotensi memberikan pengaruh negatif bagi pasar modal suatu negara.
Faktor kedua, ujar Pintor Nasution, adalah kondisi politik, baik nasional maupun global.
Tak hanya kondisi ekonomi saja, namun kondisi atau iklim politik global pun juga memiliki andil pada naik dan turunnya harga saham dunia.
“Misalnya saja, saat aksi terorisme sedang berlangsung di suatu negara di dunia,” kata Pintor.
Baca juga : 14 Tahun Jadi Praktisi Bekam, Pria Ini Jadi Pengusaha Herbal
Apalagi, ucapnya, jika negara tersebut terbilang berpengaruh di dunia, maka kemungkinan akan terjadi penurunan aktivitas ekonomi, begitu juga dengan harga saham.
Ketiga, kinerja sektoral atau industri. Kinerja sektor industri juga turut menjadi faktor yang mempengaruhi naik dan turunnya harga saham.
Saat sektor industri tertentu menunjukkan kinerja yang terbilang lesu, maka kondisi itu bisa berdampak pada menurunnya harga saham di sektor industri tersebut.
Saat Pandemi Covid-19 terjadi, banyak sektor industri yang terkena dampak dan berakhir dengan turunnya harga saham pada periode tersebut.
Baca juga : Dihadiri Puluhan Wartawan, OJK Institute Gelar Journalist Class
“Namun, harga saham yang naik dan turun merupakan suatu pengalaman yang biasa bagi investor yang sudah lama berkecimpung di pasar modal,” tegas Muhamad Pintor Nasution.(rik)
[…] Baca juga : Ini Faktor-faktor yang Berpengaruh ke Harga Saham […]