Medan, mediasurya.id – Keputusan Darusalam Pohan, mantan Ketua Relawan Prabowo-Gibran, untuk bergabung dalam tim pemenangan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi – Hasan Basri Sagala, serta pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan, Prof. Ridha Dharmajaya dan Abdul Rani SH, menuai berbagai reaksi. Namun, sejumlah pendukung menegaskan bahwa tidak ada yang salah dengan perubahan dukungan politik tersebut.
Sutrisno Pangaribuan, mantan anggota DPRD Sumut, menegaskan bahwa pemilihan presiden dan pemilihan kepala daerah adalah dua hal yang berbeda. “Setiap individu memiliki hak untuk memilih dan mendukung calon yang dianggap terbaik. Darusalam Pohan memilih untuk mendukung Edy dan Prof. Ridha karena visi dan misinya sejalan,” ungkap Sutrisno.
Ia juga menekankan bahwa keputusan Pohan untuk beralih dukungan tidak mencerminkan pengkhianatan, melainkan sebuah pilihan yang berdasarkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat. “Politik adalah tentang kepentingan rakyat. Jika Pohan melihat potensi perubahan positif di bawah kepemimpinan Edy dan Prof. Ridha, maka dukungannya patut dihargai,” tambahnya.
Wong Chun Sen, Ketua Sementara DPRD Medan dan Ketua Tim Pemenangan Wong Berani, turut memberikan tanggapan. “Setiap orang berhak untuk memilih dan mendukung calon yang dianggap mampu membawa perubahan. Saya berterima kasih kepada Darusalam Pohan atas keputusannya bergabung dalam tim pemenangan Edy – Hasan dan Prof. Ridha – Rani. Tidak hanya Darusalam, tetapi juga banyak pihak dari luar partai yang bersedia mendukung kami. Ini menunjukkan bahwa dukungan untuk perubahan tidak mengenal batasan politik,” ujarnya.
Darusalam Pohan sendiri menjelaskan bahwa keputusannya untuk mendukung Edy – Hasan dan Prof. Ridha-Rani adalah berdasarkan pertimbangan matang. “Dukungan saya adalah untuk kemajuan Kota Medan. Tidak ada alasan untuk tidak mendukung calon yang memiliki visi yang jelas untuk pembangunan,” ujarnya.
Dukungan dari berbagai kalangan, termasuk mereka yang sebelumnya berada di tim pemenangan calon lain, seharusnya dianggap sebagai sinyal positif. Ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin peduli dengan arah pembangunan daerah dan bersedia mendukung siapa pun yang dianggap mampu membawa perubahan.
Dengan demikian, seharusnya tidak ada stigma negatif terhadap Darusalam Pohan. Keberaniannya untuk berpindah dukungan dapat dijadikan contoh bahwa politik harus bersifat inklusif, mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Mari bersama-sama fokus pada pemilihan kepala daerah dan dukung calon-calon yang memiliki komitmen untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat Medan.